top of page

Arsitek Tur: Jalan Kaki di Singapura (Part.1)

Saat artikel ini ditulis, tepat enam minggu sejak himbauan work from home dari pemerintah. Banyak yang sudah mulai bosan di rumah, termasuk saya. Pengen traveling lagi, keliling kota, tapi koq kayaknya kondisi ini masih akan berlangsung lama. Gimana dengan kalian? Udah ngga sabar juga pengen jalan-jalan?


Untuk kalian yang udah punya rencana jalan-jalan setelah masa pandemi berakhir, di postingan kali ini saya membuat Singapore Architecture Trip yakni rute architecture walking tour dengan mengunjungi objek-objek arsitektur yang terdapat di area downtown Singapura. Rute ini bisa jadi referensi kalian kalau nanti merencanakan traveling ke Singapura. Kenapa Singapura? Salah satu alasannya karena Singapura adalah negara maju yang punya banyak objek arsitektur modern untuk didatangi. Singapura bagi saya, adalah laboratorium arsitektur terdekat dari Indonesia. Aksesnya pun mudah, apalagi udah banyak penawaran tiket pesawat murah. Rute yang saya buat ini adalah rute berjalan kaki dari satu objek ke objek yang lain (kebetulan objek-objek ini letaknya berdekatan). Trip ini menempuh jarak sekitar 3 km, dan memakan waktu kurang lebih sekitar 5 jam (dengan asumsi 30 menit waktu kunjung per objek). Sebenarnya terserah kalian aja sih mau mengalokasikan waktu berapa lama untuk mengunjungi objek per objek, saya hanya mengambil waktu minimum aja.


Titik awal dimulai dari Mall Chinatown Point, (turun di MRT Chinatown dan ambil Pintu Keluar E). Selanjutnya tinggal membuka Google Maps di smartphone kalian, dan ikuti rute perjalanan sesuai gambar dibawah ini.

Rute Trip Arsitektur Singapura, Aditya Yuwana
Rute trip arsitektur Singapura. Image by Adityuwana


Point A

PARKROYAL on Pickering / WOHA

PARKROYAL on Pickering adalah sebuah hotel yang dirancang dengan konsep tropical hanging garden. Karena lahan yang dimiliki oleh hotel ini sangat terbatas, WOHA dengan cerdas menyiasati biar tamannya dibawa ke atas dan dibagi dalam beberapa lantai. Hanging garden dibuat berkelok-kelok jadi kesannya ngga kaku, diselimuti tanaman tropis seperti pohon kamboja dan palem. Nah keberadaan hanging garden hotel ini jadi tampak menyatu dengan taman kota yang ada disekitar hotel. Tampilan facade-nya juga unik dengan material beton pracetak yang dibuat menyerupai fluid dan berlapis-lapis. Katanya sih bentukan ini terinspirasi dari garis-garis kontur alami alam seperti kontur sawah di negara-negara Asia Tenggara.

Parkroyal on Pickering, WOHA, Trip Arsitektur Singapura
PARKROYAL on Pickering. Image from Archdaily & Adityuwana


Point B

The Old Hill Street Police Station

The Old Hill Street Police Station adalah bangunan heritage bekas kantor polisi yang sudah berdiri sejak 1934. Bangunan ini mengadopsi arsitektur Neo-Classical style dan terdiri dari 6 lantai serta memiliki jendela sebanyak 927 buah yang dicat warna-warni seperti pelangi. Warna warni di tampilan facade-nya ini yang justru menarik perhatian orang-orang untuk memotret.

Old Hill Street Police, Trip Arsitektur Singapura
The Old Hill Street Police Station. Image by Adityuwana


Point C

Supreme Court of Singapore / Norman Foster (Foster & Partners)

Supreme Court adalah gedung Mahkamah Agung Republik Singapura. Sebenarnya Mahkamah Agung Singapura udah berkali-kali ganti gedung. Baru pada tahun 2005, mereka menempati gedung baru ini yang dirancang oleh arsitek Inggris, Norman Foster. Tampilan fasad bangunan ini didominasi lembaran marmer tembus pandang. Penggunaan kaca, atap kaca dan tata letak bangunan yang terbuka, diambil dari filosofi transparansi dalam ilmu hukum. Yang unik, di atas bangunan ada ruangan berbentuk cakram yang oleh sang arsitek melambangkan wujud kontemporer dari kubah gedung pengadilan lama.

Singapore Supreme Court, Norman Foster, Trip Arsitektur Singapura
Singapore Supreme Court. Image by Foster&Partners


Point D

National Gallery / studioMilou & CPG Consultants

Galeri Nasional Singapura dulunya adalah gedung lama untuk Mahkamah Agung dan Balaikota. Gedung lama seluas 64.000 meter persegi ini lalu dipugar dengan tetap mempertahankan sebagian besar bentuk dan karakter fisiknya, lalu dimanfaatkan kembali menjadi satu lembaga seni visual yang menghadirkan seni Singapura dan Asia Tenggara. Bagian atriumnya dirancang dengan atap transparan, sehingga memasukkan banyak cahaya alami. Jendela asli dipertahankan dan dalam beberapa kasus diperbesar, menawarkan pengunjung pemandangan kota dan bentang laut yang spektakuler. Walaupun interior didesain dengan konsep kontemporer, tetapi secara visual masih menyatu dengan karakter bangunan lama dan menjadikan bangunan ini unik.

National Gallery Singapore, Trip Arsitektur Singapura
National Galley. Image from cntravel


Point E

Asian Civilisations Museum / GreehilLi

Wilayah Downtown Singapura sebagian besar memang berisikan bangunan-bangunan lama. Selain National Gallery, Asian Civilisations Museum adalah salah satunya. Bangunan ini didirikan sekitar 1867, dengan beberapa penambahan bangunan yang semuanya berbaur dalam gaya asli bangunan. Pada tahun 2015, terdapat penambahan lagi tetapi konsepnya lebih kontemporer. Biro arsitek GreenhilLi merancang tampilan berbentuk kubus titanium metalik tanpa tiang sehingga terkesan melayang dan rancangan ini dianggap sebagai counterpoints dari bangunan eksisting yang bergaya klasik.

Asian Civilisations Museum, Trip Arsitektur Singapura
Asian Civilisations Museum. Image by Adityuwana


Point F

Esplanade / DP Architects dan Michael Wilford & Partners

Sebuah pusat seni pertunjukan seluas 60.000 meter persegi yang terletak di Marina Bay. Gedung utama dibagi menjadi Concert Hall dan The Theatre. Gedung Concert Hall memiliki kapasitas sekitar 1.600 penonton. Bentuk atap gedung ini yang paling mencuri perhatian. Jika dilihat dari atas, gedung ini terlihat seperti bentuk mata lalat atau buah durian. Rangka atap berlapis glazur dengan lebih dari 7.000 keping aluminium penahan panas matahari dipasang di atas atapnya. Ada hal yang menarik terkait atap gedung ini. Jadi untuk membersihkan seluruh keping aluminium tersebut, membutuhkan waktu sekitar 2 bulan. Hmmm….

Esplanade, Trip Arsitektur Singapura
Esplanade. Image from Wikimedia Commons


Point G

Helix Bridge / COX Architecture

Jembatan ini terinspirasi dari bentuk DNA (Deoxyribonucleic Acid) manusia yang berupa jalinan dua Helix dan terbuat dari stainless steel, jadi nggak akan karatan meski diterpa panas hujan. Jembatan khusus bagi pejalan kaki ini dibuat untuk menjauhkan lalu lintas pejalan kaki dari kendaraan bermotor yang menghubungkan Marina Centre dengan Marina South di daerah Marina Bay. Kesannya ringan dan menjadi penyeimbang jembatan kendaraan di seberangnya yang terbuat dari beton. Kalo malam, pemandangan di jembatan ini keren banget. Sepanjang jembatan ada 4 cantilever platform yang agak menjorok keluar, dan platform ini yang dijadikan spot foto oleh orang2 dengan pemandangan Marina Bay.

Helix Bridge, Trip Arsitektur Singapura
Helix Bridge. Image by Adityuwana


Point H

ArtScience Museum / Safdie Architects

Bentuk bangunannya udah langsung menarik perhatian dari jauh. Rancangannya terinspirasi dari bentuk bunga teratai, yang diartikan sebagai keindahan, kesucian dan feminitas dalam beberapa budaya di Asia. Selain itu, bentuknya mirip 10 jari tangan yang dianalogikan sebagai “Tangan Penyambut dari Singapura”. Bangunan ini adalah sebuah museum yang menggabungkan seni dan sains pertama yang ada di negara Singapura sekaligus yang pertama di dunia. Para pengunjung dapat menikmati gabungan antara seni dan ilmu pengetahuan yang dilengkapi dengan beragam pameran.

Art Science Museum, Trip Arsitektur Singapura
Art Science Museum. Image from Joy of Museum

Point I

Marina Bay Sands / Safdie Architects

Satu area dengan ArtScience Museum, bangunan ini bisa langsung dikenali dan merupakan bangunan yang paling ikonik di Singapura. Marina Bay Sands merupakan gabungan dari tiga hotel mewah yang terhubung oleh teras Skypark seluas 9.941 meter persegi. Untuk bentuk bangunannya, arsitek Moshe Safdie terinspirasi dari setumpuk kartu. Dengan tiga menara berbeda yang terhubung pada bagian atas pada ketinggian 200 meter, Marina Bay Sands dianggap sebagai salah satu proyek pembangunan yang paling menantang di dunia. Di area paling atas terdapat Infinity Pool dengan luas 1.296 meter persegi, yang merupakan kolam renang luar ruangan terbesar pada ketinggian tersebut.

Marina Bay Sands, Trip Arsitektur Singapura
Marina Bay Sands. Image by Adityuwana

Marina Bay Sands menjadi titik terakhir dari architecture trip ini. Kalo masih sanggup untuk lanjut, di seberang Marina Bay Sands ada Gardens by The Bay, sebuah taman bertema hortikultura seluas 101 hektar yang bisa kalian kunjungi gratis. Waktu terbaik mengunjunginya adalah pada malam hari, jadi kalian bisa atur trip ini dimulai sekitar jam 3 sore agar tiba di Marina Bay Sands pada malam hari.


217 tampilan

Postingan Terkait

Comments


bottom of page